Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang. Zaman sangat cepat berubah. Zaman
ayah kita dulu berbeda dengan zaman kita hidup sekarang. Demikian pula, era
anak-anak kita hidup kelak jelas akan sangat berbeda dengan zaman kita hidup
sekarang ini.
Pendidikan yang dilakukan saat ini harus
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan
peserta didik di masa depan.Oleh
sebab itu setiap pendidik harus mampu mengantisipasi keadaan masa depan
tersebut agar pendidikan yang dilaksanakan betul-betul sesuai dengan masa depan
peserta didik. Pertanyaan besarnya, seperti apakah sistem pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan hidup anak-anak kita di masa mendatang?
Ternyata, negara maju lebih dari 20 tahun
lalu menerapkan sistem pendidikan itu pada anak-anak mereka. Tujuan akhir atau
output pendidikan masa depan, kalau Anda bersetuju adalah melahirkan generasi
yang mampu menentukan pilihan hidupnya sendiri, bukan yang dipilihkan atau
ditentukan.
Ciri-ciri
mereka itu adalah:
1.
berakhlak
dan berkarakter mulia.
2.
sukses
dan berhasil dengan kompetensinya.
3.
bahagia
dengan pilihan hidupnya.
Nah, seperti apakah ciri pendidikan masa
depan yang melahirkan output seperti itu?
1.
Fokus
menemukan dan memupuk potensi unggul tiap anak. Sejak usia dini potensi anak
sudah dapat dideteksi dan sepanjang perjalanan pendidikannya bakat ini akan
terus dikembangkan untuk mencapai tingkat terbaiknya, tanpa memilah-milah
apakah ini sebagai bakat akademik atau ekstrakurikuler. Sehingga, kelak anak
akan menjadi anak yang unggul pada bidangnya masing-masing.
2.
Mengembangkan
kecerdasan beragam dan mengembangkan moral anak secara berimbang.
3.
Mengajarkan
life skill. Life skill inilah yang sesungguhnya dibutuhkan oleh anak kita untuk
menjadi sukses ketimbang akademik dan hafalan.
4.
Sistem
penilaian yang berbasis hasil karya ilmiah dan peningkatan kemampuan penguasaan
bidang-bidang yang dipelajarinya. Anak didorong untuk selalu berkarya melalui
mata pelajaran yang diajarkan. Dicermati dan dicatat perkembangan kemampuannya
dalam satu bidang mata pelajaran. Karya-karya ini akan disimpan sebagai bukti
sejarah perjalanan proses belajar anak (portfolio management system).
5.
Sekolah
yang berbasiskan pada kehidupan dan praktek-praktek lapangan.
6.
Para
guru yang selalu memotivasi dan mendorong siswa untuk mau dan mampu mempelajari
apapun.
7.
Mengembalikan
sistem dan pola pembelajaran pada kodrat penciptaan anak.
a. Sifat
dasar.
Sifat dasar adalah bagaimana seorang anak
bereaksi terhadap situasi berdasarkan insting alami yang dimilikinya. Dalam
sifat dasar ini, sesungguhnya terdapat petunjuk kemungkinan profesi-profesi
yang cocok baginya kelak.
b. Cara
belajar/gaya belajar.
Cara belajar adalah suatu kekhasan pada anak
dalam memeilih cara untuk mempelajari sesuatu. Kekhasan ini sesungguhnya
merupakan representasi dan cara kerja otak anak dalam menangkap dan memproses
sesuatu.
c.
Potensi unggul.
Tiap anak dianugerahi minat, bakat dan
ketekunan yang berbeda. Ini tercermin pada mainan dan aktifitas keseharian. Ada
yang suka menggambar, merangkai, main mobil-mobilan. Seiring usia, minat dan
bakat ini menjadi semakin jelas. Tugas sekolah dan orangtua untuk mengembangkan
minat dan bakat anak untuk menjadi yang terbaik di bidangnya. Semua orang besar
dan sukses adalah orang yang berhasil menemukan dan menekuni minat dan
bakatnya.
d.
Psikologi perkembangan anak.
Mendidik dengan hasil optimal bisa dilakukan
jika memahami dengan baik fase-fase perkembangan usia dan mental anak. Ada fase
egosentris (usia prasekolah s/d TK), fase gank awal (usia TK s/d SD), fase gank
Age tengah (usia SD s/d SMP), fase gank akhir (usia SMP s/d SMA), fase
identitas (usia SMA semester akhir menjelang kuliah) dan fase adaptif (usia
kuliah s/d dewasa).
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua…