Pemerintah sering melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kualitas guru, antara lain melalui seminar, pelatihan, dan
lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal dengan menyekolahkan guru pada
tingkat yang lebih tinggi. Hal ini mengisyaratkan bahwa guru memang memegang
peran yang sangat penting dalam proses pendidikan.
Dalam menjalankan profesinya seorang guru
juga harus dituntut professional artinya harus memiliki sikap kecintaan dan
semangat yang terus menerus pada bidang pendidikan. Dengan kata lain selalu ada
keinginan untuk membuat siswa belajar dengan senang dan mencapai keberhasilan
sehingga para guru harus mampu mengembangkan kualitas akademik dan
kompetensinya secara berkelanjutan.
Seorang guru yang mengajar dengan hatinya,
membimbing dengan nuraninya, mendidik dengan segenap keiklasannya serta
menyampaikan dengan kebenaran dan rasa kasih sayang hasilnya akan berbeda
dengan mengajar karena hanya orientasi tugas semata.
Agar dapat mengajar dengan hati, guru harus
menguasai 16 pilar pembentukan
karakter, yaitu :
1)
Kasih
sayang
2)
Penghargaan
3)
Pemberian
ruang untuk mengembangkan diri
4)
Kepercayaan
5)
Kerja
sama
6)
Saling
berbagi
7)
Saling
memotivasi
8)
Saling
mendengarkan
9)
saling
berinteraksi secara positif
10)
saling
menanamkan nilai-nilai moral
11)
saling
mengingatkan dengan ketulusan hati
12)
saling
menularkan antusiasme
13)
saling
menggali potensi diri
14)
saling
mengajari dengan kerendahan hati
15)
saling
menginspirasi
16)
saling
menghormati perbedaan
Guru yang mengajar dengan hati dapat
dibedakan dengan guru yang asal mengajar saja, perbedaan itu nampak dari
ciri-cirinya. Berikut ini beberapa indikator seorang guru yang mengajar dengan
hati :
1.
Guru
yang mengajar dengan hati selalu mau
tahu dan belajar segala hal yang baru soal pendidikan, bisa IT, bisa metode dan
semua ia lakukan tanpa mesti ada hubungannya dengan penggajian. Mau gajinya
naik apa tidak dengan dia belajar IT dia tdk peduli, sukur2 jika ada
pengaruhnya.
2.
Guru
yang mengajar dengan hati tidak mudah
patah semangat oleh konflik. Yang dimaksud disini adalah konflik adalah konflik
dengan ortu, sesama guru bahkan dengan yayasan atau kepala sekolah. walaupun ia
dalam posisi di zalimi ia tidak akan kurang mutu mengajarnya karena ia mengajar
demi siswa.
3.
Guru
yang mengajar dengan hati punya
kehidupan lain setelah mengajar. Ini penting, guru yang hidupnya monoton
cenderung ia cuma menunggu gajian hehhee
4.
Guru
yang mengajar dengan hati sabar soal
kesejahteraan, tapi jika ia menuntut ia akan bicara dengan bijak atau tidak
sama sekali. Guru yang baik peduli akan kesejahteraannya karena ia merasa gaji
juga sumber semangat ia dalam mengajar, tapi juga tidak melulu mengartikan
segalanya soal uang.
5.
Guru
yang mengajar dengan hati mengartikan
semua hal sebagai kesempatan belajar, Ia tidak hitung-hitungan saat diminta
bekerja lebih, sepanjang ia akan dapat pengalaman baru, kesempatan itu akan ia
terima.
6.
Guru
yang mengajar dengan hati hormat pada
senior, dan mau berbagi dengan yunior. Ilmu baginya akan bertambah jika dibagi.
7.
Guru
yang mengajar dengan hati punya
persiapan sebelum mengajar, baginya tugas mereka adalah membuat suasana kelas
menyenangkan.
8.
Guru
yang mengajar dengan hati punya jurus
ampuh menguasai kelas. Tidak dengan teriakan ataupun ketukan meja.
9.
Guru
yang mengajar dengan hati selalu
mengevaluasi hasil mengajarnya, tidak melulu menyalahkan siswa atau guru
sebelumnya atas sebuah kegagalan yang dialaminya.
10.
Guru
yang mengajar dengan hati memberikan
contoh yang baik bagi anak didiknya, bagi mereka proses keteladanan atau memberi contoh melalui sikap dan tingkah
laku yang baik merupakan strategi yang ampuh dari sekedar mengajar di depan
kelas.
Semoga
bermanfaat bagi Bapak/Ibu Guru semuanya…