Erosi
merupakan suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah
tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser, atau
gravitasi.
Usaha yang dilakukan
untuk mengurangi erosi tanah adalah dengan menggunakan metode pengawetan tanah.
Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
a.
melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;
b.
meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah;
c.
mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah); dan
d.
meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Metode pengawetan tanah
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Metode
vegetatif, adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi
(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam
pengontrolan erosi.
Ada beberapa cara
mengawetkan tanah melalui metode vegetatif, antara lain sebagai berikut.
1)
Penghijauan,
yaitu penanaman kembali dengan berbagai jenis vegetasi (tanaman).
2)
Reboisasi,
yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras, seperti pinus,
jati, rasamala, dan cemara.
3)
Penanaman
secara kontur yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk
menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar tingkat resapan air ke dalam
tanah.
4) Penanaman
tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras,
seperti pinus dan jati.
5)
Penanaman
tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai
jenis tanaman secara berbaris (larikan). Fungsinya untuk mengurangi tingkat
kecepatan erosi.
6) Pergiliran
tanaman (crop rotation), yaitu penanaman jenis tanaman secara bergantian
(bergilir) dalam satu lahan.
Jenis
tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar tingkat
kesuburan tanah tidak berkurang.
b. Metode
Mekanik/Teknik, adalah metode pengawetan tanah melalui teknik-teknik pengolahan
tanah yang dapat memperlambat aliran
c. Metode
Kimia, dilakukan dengan menggunakan media bahan kimia unuk memperbaiki struktur
tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah).
Tanah
dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga
infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (surface run off) tetap kecil.
Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun
cukup efektif tetapi biayanya mahal.
Pada
saat ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan
kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain bitumen dan krilium.