Sopir Metro Mini yang diduga ugal-ugalan hingga
akhirnya dihantam KRL (Kereta Rel Listrik) diketahui sudah meninggal. Hal
tersebut dikatakan oleh Maman, seorang saksi mata yang mengevakuasi 6 korban ke
Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta.
Maman mengatakan, sang sopir ditengarai sudah tak
bernyawa paska tabrakan tersebut. Sebab, saat dievakuasi, Maman melihat, dia
lah yang memegang stir.
"Tadi supir kepalanya sudah putus pak,"
jelasnya. Maman pun membeberkan sedikit identitas korban. Namun, ia tak
mengetahui secara jelas profil sang sopir.
"Asmadi nama sopir. Waktu diregestrasi namanya
itu," lanjutnya. Seperti diketahui, sopir tersebut ugal-ugalan dengan
melakukan manuver ketika KRL hendak melintas.
Padahal, suara peringatan sudah berbunyi dengan
keras, begitu pun palang pintu sudah tertutup.
Sang sopir sepertinya menghiraukan hal tersebut
sehingga 16 orang harus menjadi korbannya.Direktur Jenderal (Dirjen)
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono telah
mengecek langsung lokasi tabrakan KRL dengan Metro Mini jurusan Jatinegara -
Angke, yang terjadi Minggu (6/12) pagi.
"Baru saja saya pulang dari TKP bersama dirut
KCJ dan mencoba memahami apa yang terjadi di lapangan. Saya turut
berbelasungkawa atas kejadian ini dan prihatin," ujar Djoko dalam pesan
singkatnya.
Diakui Djoko bahwa pintu perlintasan KA tidak
tertutup secara sempurna, sehingga membuat sopir Metro Mini nekat menerobos
masuk, meski palang sudah ditutup.
Meski demikian, Djoko menegaskan kalau hal tersebut
tidak bisa dijadikan pembenaran untuk kendaraan bebas menerobos seenaknya.
"Itu membuat si sopir jadi memilik akses untuk
menerobos. Saya mengimbau kepada semua pemakai jalan lalu lintas yang ada di
persimpangan jalan, mau itu rel atau lampu merah untuk mentaati rambu-rambu.
Kita tidak perlu menambah lagi korban jiwa, cukup ini terakhir," tandas
Djoko. (chi/jpnn)
Sumber : http://www.jpnn.com