Kegiatan utama Guru saat berinteraksi dengan
peserta didik didalam kelas adalah mengkomunikasikan mata pelajaran yang
diampunya dengan menulis. Melalui tulisan, Guru menyampaikan apa yang dia
ajarkan sehingga informasi yang akan disampaikan menjadi jelas, bermanfaat dan
dapat dibaca kembali oleh peserta didik di manapun dan kapanpun. Ibarat jualan,
maka tulisan sang Guru akan menjadi barang yang sangat mahal harganya untuk
didapatkan.
Tulisan guru masih sangat dinantikan dan
didambakan oleh para peserta didiknya, meskipun sudah menggunakan media
Teknologi secanggih apapun, goretan Guru dalam menjelaskan materi Pelajaran
masih sangat diperlukan. Sebab, Menulis adalah: suatu keterampilan berbahasa
yang digunakan sebagai alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan
perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami
oleh para peserta didik.
Melalui menulis, guru dapat mengekspresikan,
menjelaskan, menginformasikan akan keprofesionalannya dalam mendidik para
peserta didik, dengan harapan para peserta didik mampu mengisi ember pendidikan
mereka, yaitu perkembangan fisik (tubuh), perkembangan aspek psikis (kognitive,
afektif, moral, sosial), sekaligus aspek spiritual (ke-Rohanian) mereka,
disamping memperoleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Beberapa
manfaat menulis bagi guru dapat diidentifikasi menjadi sebagai berikut :
1.
Menulis
menjadi media untuk menuangkan ide, gagasan, dan pemikiran mengenai berbagai
hal, khususnya terkait dengan tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik.
2.
Menulis
merupakan media untuk mengembangkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah.
Menulis merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
guru di kelas dan di sekolah atau berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
bangsa ini. Dalam hal ini, berkaitan dengan fungsinya sebagai pendidik.
3.
Menulis
bermanfaat untuk kelancaran kenaikan pangkat guru, baik di sekolah negeri
maupun sekolah swasta. Guru yang mampu menulis buku atau artikel dinilai
sebagai guru yang memiliki kemampuan lebih dalam profesinya. Tulisan yang
dibuat oleh guru juga mencerminkan sejauhmana guru memiliki penguasaan
kompetensi terhadap bahan ajar/pengetahuan terkait dengan bidang/ruang lingkup
pengetahuannya.
4.
Menulis
bermanfaat untuk pengembangan materi atau bahan ajar dalam mata pelajaran yang
diembannya. Dengan menulis, seperti menulis buku mata pelajaran, berarti guru
telah melakukan pengembangan materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Materi tersebut akan dibaca dan dianalisis oleh guru-guru lain,
khususnya guru yang memiliki mata pelajaran sama atau satu rumpun pelajaran.
Berdasarkan analisis itulah, guru akan mendapatkan masukan, kritik, saran, dan
pengembangan dari tulisan yang dibuatnya.
5.
Tulisan
yang dibuat oleh guru akan menjadi investasi bagi dirinya untuk kepentingan
akhirat. Guru yang meyakini bahwa setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan
akhirat maka ia akan termotivasi untuk banyak menulis. Dengan menulis, ia yakin
telah berbuat kebaikan. Bahkan ketika ia telah tiada. Perkembangan Islam sampai
saat ini merupakan salah satu contoh dari jasa para penulis al-Quran dan
al-Hadist. Tanpa teks al-Quran dan al-Hadist, kita akan sulit untuk menerima
kebenaran Islam sebagai agama yang hakiki di muka bumi ini.
6.
Menulis
akan mengikat pengetahuan yang dimiliki oleh penulis itu sendiri. Dengan
menulis, guru dapat membuka kembali pemahamannya mengenai sesuatu yang ditulis
dan mengembangkannya dengan lebih mudah. Tanpa ada tulisan, guru akan sulit
mengembangkan materi bahan ajar dan pengetahuan yang dimilikinya.
7.
Menulis
merupakan bagian dari pertanggungjawaban profesi terhadap
stakeholdernya(berbagai pihak yang menggunakan jasanya). Guru yang menulis
sudah barang tentu akan selalu berinteraksi dengan pelanggan-pelanggannya,
seperti siswa, guru lain, orangtua, dan dunia usaha/dunia industri. Semua pihak
tersebut sangat berkepentingan untuk melihat sejauhmana guru memiliki kemampuan
atau tidak dalam bidang profesinya (mata pelajaran/bidang studinya).
8.
Menulis
juga dapat menghantarkan penulisnya sebagai jutawan. Banyak penulis yang
kemudian menjadi unjuk kemampuan untuk menulis ide, pikiran dan gagasannya
dalam bentuk tulisan yang menarik. Setiap tulisan yang dimuat dalam media cetak
akan mendapatkan honor, demikian halnya tulisan dalam bentuk buku yang diterbitkan
oleh penerbit akan mendapatkan honor yang besar.
9.
Menulis
akan menghantarkan penulisnya sebagai seseorang yang terkenal. Simak saja
pengalaman penulis novel “ayat-ayat cinta” Habiburrahman El Shirazy, karena
novel yang ditulisnya, siapa yang tidak mengenal beliau. Selain novelnya
difilmkan, dia menjadi terkenal di mata penulis, masyarakat, tokoh politik,
guru, umat Islam, dan berbagai kalangan anak-anak, remaja, pemuda, dan orang
tua. Selain itu buku lainnya pun akan difilmkan juga. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menulis Habiburrahman El Shirazy menjadi terkenal.
Tips
Bagi Guru Untuk Rajin Menulis
Rajin
Membaca
Membaca adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kita. Dengan banyak membaca pengetahuan kita akan
bertambah. Sekarang sudah banyak sumber bacaan bagi kita, dengan Koneksi
Internet, kita mampu mendapatkan sumber berita yang pas sesuai dengan kualifikasi
akademis kita, juga kita mampu belajar sendiri pengetahuan lain dari sumber
Internet.
Kita dimanjakan dengan fasilitas ini, tinggal
ketik di www.google.com apa yang akan kita ingin dapatkan, tugas kita hanya
meresensi setiap link yang kita buka, apakah sesuai atau tidak dengan keinginan
kita. E-Learning, E-book,
Perpustakaan Online, Magazine Online,
E-Paper sudah menggantikan peran buku cetak. Cukup beli Modem, isi pulsa
maka kita sudah dapat membaca sepuas-puasnya.
Rajin
Menulis
Setelah membaca tentunya kita tuangkan hasil
pengetahuan yang kita dapat ke media lain melalui aktivitas menulis. Tulisan
yang kita hasilkan haruslah versi diri kita, bukannya disadur bulat-bulat.
Sebab tulisan yang kita hasilkan adalah gambaran dari ekspresi diri.
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua…