Berikut ini adalah
beberapa klasifikasi hujan, antara lain sebagai berikut.
1) Berdasarkan Ukuran
Butirnya
a)
Hujan
gerimis (drizzle), diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.
b)
Hujan
salju (snow), terdiri atas kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada
di bawah titik beku.
c)
Hujan
batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari awan
yang temperaturnya di bawah titik beku.
d)
hujan
deras (rain), yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperatur nya di
atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
2) Berdasarkan Proses
Terjadinya
a)
Hujan
zenithal, terjadi karena massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara
vertikal. Massa udara tersebut terus mengalami penurunan suhu, pada akhirnya terjadilah
pengembunan (kondensasi) dan membentuk awan konveksi. Awan tersebut turun
menjadi hujan, dan hujan tersebut adalah hujan zenithal (konveksi).
Disebut
juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari
melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis mendapat dua kali hujan
zenithal dalam satu tahun.
b)
Hujan
frontal, terjadi di daerah pertemuan antara massa udara panas dan massa udara
dingin. Massa udara panas yang kurang padat akan naik ke atas massa udara
dingin yang lebih padat. Sepanjang bidang miring ini disebut daerah front.
Hujan
terjadi di daerah front karena massa udara panas yang lembap bertemu dengan
massa udara dingin sehingga terjadi kondensasi. Kemudian, terbentuklah awan
pada akhirnya turun hujan.
c)
Hujan
orografis, terjadi karena massa udara yang mengandung uap air dipaksa bergerak
menaiki lereng gunung atau pegunungan. Oleh karena itu, massa udara tersebut
terus mengalami penurunan suhu sehingga mengalami kondensasi menjadi
titik-titik air.
Akhirnya,
titik-titik air turun di sekitar lereng pegunungan. Fenomena itulah yang
dinamakan hujan orografis.