Kepolisian
Malaysia terus mencari keberadaan empat warganya yang diculik pada Jumat malam
(1/4). Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku sebagai dalang di balik
penculikan tersebut. Sebab, selain Abu Sayyaf, banyak kelompok perompak wilayah
Filipina.
Satu-satunya
petunjuk yang dimiliki Malaysia adalah plot penculikan kru kapal tongkang MV
Massive 6 itu sama dengan penculikan terhadap kru kapal Brahma 12 dan Anand 12
yang berasal dari Indonesia pada 26 Maret lalu.
Mereka
sama-sama diculik di pantai timur Sabah oleh pria bersenjata dari Filipina.
Keempat kru Malaysia juga diculik saat masih berada di atas kapal.
Ketika
itu kapal diperkirakan berada di dekat Pulau Ligitan di wilayah pantai timur
Sabah. Empat orang yang diculik tersebut bernama Wong Teck Kang, 31; Wong Hung
Sing, 34; Wong Teck Chii, 29; dan Johnny Lau Jung Hien, 21.
Seluruhnya
berasal dari Sarawak. Tidak diketahui alasan lima kru lain dari Myanmar dan
Indonesia yang ditinggal begitu saja di kapal.
Lima
kru yang tidak ikut diculik itu lantas menghubungi pihak perusahaan pada pukul
19.00. Mereka menjelaskan bahwa penculik menuju arah Filipina dengan
menggunakan speedboat abu-abu bermesin ganda. Lima orang tersebut akhirnya
dibawa ke Tawau.
Komisioner
Polisi Sabah Abdul Rashid Harun mengungkapkan, tampaknya kelompok penculik
lintas perbatasan memulai modus baru. Yaitu, beroperasi di perbatasan karena
pantai timur Sabah dijaga ketat.
Selain
itu, ada pemberlakuan jam malam. Selama ini biasanya mereka melakukan penculikan
di darat dan melarikan korban ke Filipina.
’’Insiden
terbaru ini terjadi di pinggiran perbatasan Sabah– Filipina. Para pelaku
kriminal ini tidak lagi memilih para korbannya. Para penculik ini hanya
mengambil siapa saja selama gampang dibawa dan melarikan diri,’’ ujar Abdul.
Hingga
saat ini, pihaknya belum yakin kelompok mana yang bertanggung jawab atas
penculikan tersebut. Mereka masih menunggu informasi dari pemerintah Filipina.
Tidak seperti penculikan kru Indonesia, sejauh ini belum ada permintaan uang tebusan.
Di
tempat terpisah, Kepala Polisi Tawi-Tawi, Filipina, Elizalde Quiboyen
menyatakan bahwa sejauh ini belum ada laporan tentang keberadaan penculik
ataupun tawanan mereka yang memasuki Tawi-Tawi.
Warga
Indonesia yang diculik Maret lalu juga dibawa ke Tawi-Tawi. Elizalde
menambahkan bahwa saat ini kepolisian, angkatan laut maupun personel, serta
penjaga pantai tengah waspada.
Sementara
itu, Menteri Komunikasi Filipina Herminio Coloma Jr menegaskan bahwa Departemen
Urusan Luar Negeri dan para penegak hukum saat ini mengecek kebenaran adanya
penculikan tersebut. Pernyataan serupa dilontarkan juru bicara militer Filipina
Felimon Tan.
Di
sisi lain, Pemerintah Malaysia sedang mempertimbangkan untuk menghentikan
perdagangan dan pengiriman barang dari pantai timur Sabah ke wilayah selatan
Filipina.
Sebab,
empat kru kapal MV Masfive 6 yang diculik di atas baru saja pulang dari
mengantarkan kayu ke Manila dan menuju Tawau, Malaysia. Meski wilayah itu sudah
dijaga cukup ketat, penculikan terus terjadi. (Channel News Asia/The Star/sha/c14/ami)