Dekat
dengan badan ginjal, tunika media ateriol aferen mengalami modifikasi dan
terdiri atas sel-sel yang mempunyai bentuk seperti sel-sel epiteloid, bukan
otot polos seperti lazimnya arteriol.
Terdapat
sel-sel yang dinamakan sel jukstaglomelurus yang mempunyai inti seperti rokok
dan sitoplasmanya berwarna gelap yang dipenuhi dengan granula.
Sel-sel
jukstaglomelurus berfungsi menghasilkan enzim renin. Renin berperan mengubah
protein plasma yang dinamakan angiotensinogen menjadi angiotensin I.
Zat
ini sebagai akibat kerja ‘converting enzyme’ yang diduga terdapat dalam
paru-paru, bila kehilangan dua asam amino berubah menjadi okta peptide yang
dinamakan angiotensin II.
Efek
fisiologi utama dari angiotensin II adalah meningkatkan sekresi hormon
aldosteron oleh korteks adrenal. Defisiensi natrium merangsang pengeluaran
renin yang akan mempercepat sekresi aldosteron.
Akibatnya
reabsorpsi ion natrium yang dapat menghambat ekskresi renin. Kelebihan natrium
dalam darah akan menekan sekresi renin yang mengakibatkan penghambatan
pembentukan aldosteron yang akan meningkatkan kosentrasi natrium urin.
Jadi
apparatus jukstaglomelurus mempunyai peranan homeostatic dalam mengawasi
keseimbangan ion Natrium (Na).